Rental Mobil Semarang - Hingga kemarin, banjir masih merendam sejumlah wilayah Jawa Tengaj bagian utara. Sementara itu, wilayah selatan sudah surut. Wilayah pantura terdampak semakin luas. Apabilan sebelumnya wilayah Kudus, Pati dan Grobongan terendam banjir serta membuat akses jalan penghubung antarkota terputus, kini jumlah wilayah banjir bertambah. Yakni Pekalongan, Pemalang, Kendal, Semarang, Jepara dan Rembang.
Banjir telah melumpuhkan jalur pantura. Ketinggian air di jalur pantura masih sekitar 50-100 cm sehingga terjadi antrean panjang kendaraan. Wilayah terparah dilanda banjir ialah di Kudus. Saat ini ada 44 rumah di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan terseret banjir dan 10 rumah diantaranya roboh.
Kepala Desa Wonosoco Setyo Budi menjelaskan banjir bandang terjadi pukul 03:00 WIB akibat meluapnya Sungai Sendang Dewot dengan ketinggian 1 meter.
"Banjir berlangsung 15 menit tapi mengakibatkan puluhan rumah rusak dan roboh. Tidak ada korban jiwa," ujar Setyo Budi.
Sementara itu, banjir yang menggenangi ribuan rumah di dua kecamatan di Cilacap, Jawa Tengah, mulai surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap menyebutkan banjir yang terjadi sejak Senin (27/1) telah merendam sembilan desa. Total rumah yang terendam di sembilan desa sebanyak 1.396 unit.
Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Cilacap wilayah Sidareja, Agus Sudaryanto, menjelaskan kondisi banjir saat ini berangsur-angsur surut. Rata-rata ketinggian air saat ini 30 cm dari semula ketinggian 50 cm hingga 1 meter.
Banjir yang menggenangi wilayah Pantura Jawa menyebabkan proses pengiriman barang lewat pos menjadi tersendat. Seperti yang terjadi di gedung Mail Processing Center Pos Jawa Timur di Jl Raya Juanda, Kabupaten Sidoarjo, ratusan paket menumpuk karena belum bisa dikirim ke alamat tujuan terutama ke Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Jakarta.
Demikian juga dengan jalur kereta api yang mengalami gangguan karena adanya banjir dan longsor di sepanjang pantura Jawa Tengah. Untuk mengantisipasinya PT KAI Daop 8 Surabaya telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS), guna mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor di jalur kereta api.
Menurut Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Sri Winarto, Amus yang telah disiapkan berupa balas kricak, bantalan rel, dan leger jembatan (Jembatan Darurat).
"Sewaktu waktu terjadi gangguan dalam perjalanan akibar banjir dan longsor, maka setiap stasiun yang dilalui telah menyediakan peralatan tersebut," ujarnya.
Pada bagian lain, hingga hari kelima, tim gabungan SAR dan Satuan Pol Airut Polres Sangihe belum menemukan 29 warga Desa Nameng, Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara yang hanyut saat naik perahu.
Banyaknya peristiwa bencana di Indonesia tidak sebanding dengan anggaran yang disediakan. Setiap tahun pemerintah mencadangkan dana Rp 3 triliun untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sumber Media Indonesia, 30 Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar